Rabu, 12 Desember 2012

THE JAK MANIA

Image



 
 

The Jakmania berdiri sejak Ligina IV, tepatnya 19 Desember 1997. Markas dan sekretariat The Jakmania berada di Stadion Menteng. Setiap Selasa dan Jumat merupakan rutinitas The Jakmania baik itu pengurus maupun anggota untuk melakukan kegiatan kumpul bersama membahas perkembangan The Jakmania serta laporan-laporan dari setiap bidang kepengurusan.

Tidak lupa juga melakukan pendaftaran bagi anggota baru dalam rutinitas tersebut. Ide ini muncul dari Diza Rasyid Ali, manajer Persija waktu itu. Ide ini mendapat dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Sebagai pembina Persija, memang Bang Yos (sapaan akrabnya)sangat menyukai sepakbola. Ia ingin sekali membangkitkan kembali sepakbola Jakarta yang telah lama hilang baik itu tim maupun pendukung atau suporter.

Pada awalnya, anggota The Jakmania hanya sekitar 100 orang, dengan pengurus sebanyak 40 orang. Ketika dibentuk, dipilihlah figur yang dikenal di mata masyarakat. Gugun Gondrong merupakan sosok paling ideal disaat itu. Meski dari kalangan selebritis, Gugun tidak ingin diberlakukan berlebihan. Ia ingin merasa sama dengan yang lain.

Pengurus The Jakmania waktu itu akhirnya membuat lambang sebuah tangan dengan jari berbentuk huruf J. Ide ini berasal dari Edi Supatmo, yang waktu itu menjadi Humas Persija. Hingga sekarang, lambang itu masih dipertahankan dan selalu diperagakan sebagai simbol jati diri Jakmania.

Seiring dengan habisnya masa pengurusan, Gugun digantikan Ir. T. Ferry Indrasjarief. Ia lebih akrab disapa Bung Ferry. Masa tugas Bung Ferry adalah periode 1999-2001 dan kembali dipercaya untuk memimpin The Jakmania periode 2001-2003, 2003-2005.

Lelaki tinggi, tampan dan sarjana lulusan ITI Serpong inilah yang memimpin The Jakmania hingga 3 periode. Dibawah kepemimpinan Bung Ferry yang juga pernah menjadi anggota suporter Commandos Pelita Jaya, The Jakmania terus menggeliat. Organisasi The Jakmania ditata dengan matang. Maklum, Bung Ferry memang dibesarkan oleh kegiatan organisasi. Awalnya, sangat sulit mengajak warga Jakarta untuk mau bergabung.

Beruntung, pengurus menemukan momentum jitu. Saat tim nasional Indonesia berlaga pada Pra Piala Asia, mereka menyebarkan formulir di luar stadion. Dengan makin banyaknya anggota yang mendaftar sekitar 7200 anggota, dibentuklah Kordinator Wilayah (Korwil).

Dan sampai pendaftaran terakhir saat ini terdapat lebih dari 30.000 anggota dari 50 Korwil. Setelah diadakan Pemilihan Umum Raya 2005, untuk memilih Ketua Umum yang baru, akhirnya terpilihlah Ketua Umum Baru periode 2005-2007 yaitu Sdr. Hanandiyo Ismayani atau yang bisa dipanggil dengan Bung Danang.

L.A MANIA

 

  L.A mania

Didirikan: 18 Maret 1968
Alamat: Jl Lamongrejo no. 1 Lamongan, Jawa Timur.
Telepon: (0322) 322448
Ketua Klub: Masfuk
Stadion: Surajaya, Lamongan


Sejarah Singkat

Persatuan Sepakbola Lamongan atau lebih dikenal dengan sebutan Persela Lamongan adalah sebuah klub profesional yang berkedudukan di Kota Lamongan, Jawa Timur. Tim berjuluk Laskar Joko Tingkir saat ini adalah salah satu kontestan Superliga 2008/09, kompetisi sepakbola paling bergengsi di tanah air.



Kiprah Di Superliga
Meski telah berdiri sejak 18 April 1967, Persela baru mulai menunjukkan eksistensinya setelah kompetisi sepakbola nasional memasuki era profesional. Itu pun setelah berjalan sembilan tahun, atau tepatnya pada musim 2003 silam.

Sebelumnya, tim ini hanya berkutat di level bawah, yakni divisi II dan divisi I. Namun semuanya berubah begitu sukses promosi ke divisi utama lewat partai playoff di Stadion Manahan, Solo, pada penghujung 2003. Sejak saat itu, Pesela terus unjuk kemampuan hingga akhirnya menembus Superliga, kasta tertinggi kompetisi sepakbola nasional yang baru pertama kali


Sebagai pendatang baru di jajaran elit sepakbola nasional tidak membuat Persela minder. Tim ini bahkan mampu terus unjuk kebolehan dan mensejajarkan diri dengan tim papan atas lainnya. Itu ditandai dengan prestasi yang mereka torehkan di putaran pertama Superliga 2008/09.

Dari 17 pertandingan yang dilakoni, Persela sukses membukukan 30 poin dan menempati papan atas di peringkat keenam klasemen sementara. Hasil dari sembilan kali menang, tiga kali seri, dan lima kali kalah.

Satu prestasi yang terbilang lumayan, karena mampu mengalahkan perolehan poin dari tim bertabur bintang seperti Persik Kediri, Arema Malang, bahkan tim yang memiliki sejarah cukup kuat di pentas sepakbola nasional, PSM Makassar.

Peluang Juara

Melihat hasil yang dicapai di putaran pertama, tak salah memang jika Persela masuk salah satu tim yang diunggulkan untuk juara. Sebab tim ini hanya terpaut sembilan poin dari Persipura Jayapura yang sukses menempati posisi pertama klasemen sementara. Hanya saja peluang untuk merebut mahkota juara itu cukup berat.

Maklum saja karena Persela harus bersaing dengan sejumlah klub yang dihuni sederet pemain bintang. Sebut saja Persipura Jayapura, Persija Jakarta, Sriwijaya Football Club (SFC), dan lainnya. Terlebih jika manajemen tidak melakukan penambahan amunisi di putaran kedua. Terutama di sektor depannya.

Hal itu karena di putaran pertama lalu, Persela hanya mampu menggelontorkan 23 gol dari 17 pertandingan. Masih sangat minim jika dibandingkan dengan torehan gol yang dibukukan beberapa tim papan atas lainnya, yang mampu mencetak di atas 35 gol.

Selain itu, sektor pertahanan juga perlu mendapat perhatian, meski pada putaran pertama mereka mampu tampil luar biasa dan hanya kebobolan 16 gol. Maklum saja karena tim lawan dipastikan melakukan pembenahan, sehingga amunisi lini belakang Persela pun harus ditambah agar bisa lebih kokoh.

Prestasi
Liga Indonesia

1994/95: Divisi II
1995/96: Divisi II
1996/97: Divisi II
1997/98: Kompetisi Terhenti
1998/99: Divisi II
1999/00: Divisi II
2001: Divisi II (Promosi ke Divisi I)
2002: Peringkat ke-3 Grup 2 Divisi I
2003: Promosi ke Divisi Utama
2004: Peringkat ke-12
2005: Peringkat ke-8 Wilayah Timur
2006: Peringkat ke-6 Wilayah Timur
2007: Peringkat ke-6 Wilayah Barat (Promosi Superliga)

PASOEPATI

Pasoepati adalah nama sebuah kelompok suporter sepak bola yang berasal dari kota Solo. Terbentuknya Pasoepati tidak terlepas dengan kehadiran klub sepak bola Pelita Jaya yang pernah berkandang di stadion Manahan tahun 2000 lalu.
Sembilan Februari 2000 lahirlah kelompok suporter klub Pelita, bernama Pasukan Soeporter Pelita Sejati atau yang disingkat dengan sebutan Pasoepati. Sinergi Pelita dan Pasoepati saat itu menjadi gairah baru yang mempersatukan publik bola Solo dan sekitarnya. Pasoepati adalah hasil akal budi seorang praktisi periklanan Solo, Mayor Haristanto.
Ia mengambil prakarsa ketika tak ada wong Solo berani jemput bola guna membangun organisasi suporter ketika publik bola Solo terserang euforia karena tiba-tiba hadir tim elit Liga Indonesia di kotanya.
Dengan menunggangi gairah warga Solo yang meluap, dipadu sinergi cerdas dengan media massa lokal dan nasional, Pasoepati meroket menjadi meteor di kancah persepakbolaan nasional.
Dalam perjalanan Pasoepati yang kini sudah berumur lebih dari 11 tahun ini, Pasoepati tercatat sudah memberikan dukungannya kepada empat klub sepak bola yang pernah bermarkas di kota Solo.
Diawali di tahun 2000 dengan kehadiran klub Pelita Jaya yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya Pasoepati. Di tahun 2003, hengkangnya Pelita dari kota Solo kemudian digantikan oleh klub asal Jakarta Timur yang kemudian meleburkan namanya sebagai Persijatim Solo FC.
Namun, nostalgia Pasoepati dengan Persijatim ternyata hanya berlangsung selama 3 tahun. Dan di tahun 2006, Pasoepati akhirnya mengikrarkan dirinya untuk mendukung klub sepak bola asli daerah, Persis Solo, seiring juga prestasinya berpromosi ke Divisi Utama.
Mengawali tahun 2011, digulirkannya kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) dan juga lahirnya klub sepak bola Solo FC, membuat Pasoepati turut serta menjadi suporter bagi klub Solo FC yang berkompetisi di Liga Primer.
Namun, karena pada pertengahan tahun 2011 klub Solo FC melakukan merger dengan klub Persis Solo, maka Pasoepati kini hanya menjadi suporter bagi satu-satunya klub sepak bola asal kota bengawan, Persis Solo.
Jangan pernah bertanya tentang loyalitas kepada Pasoepati. Meski harus dihadapkan dengan situasi klub kebanggaannya Persis Solo ,yang saat ini terbilang minim sekali prestasi, Pasoepati tetaplah menjadi suporter setia dan mempunyai loyalitas dan dedikasi tinggi terhadap klub yang didukungnya.
Meski lahir dan besar di kota Solo, namun Pasoepati juga mendapatkan dukungan dari masyarakat luas di kabupaten Klaten, Boyolali, Sukoharjo, Sragen, Karanganyar, Salatiga dan Wonogiri.
Dukungan luas dari berbagai daerah menjadikan Pasoepati sebagai salah satu kelompok suporter terbesar di Indonesia. Keberadaan Pasoepati telah berhasil menjadi wadah pemersatu puluhan ribu warga Solo dan sekitarnya untuk bisa saling bersatu, saling bahu-membahu mendukung sebuah klub sepak bola yang bisa membuat bangga kota Solo tercinta. (adjiwae)
Berdiri :
Rabu Legi, 9 Februari 2000 di Griya Reka Grupe Mayor, Jalan Kolonel Sugiyono 37, Solo.
Pencetus nama :
Suwarmin
Bunda Pasoepati :
Kris Pujiatni, S.Psi
Pendiri :
Arno Suparno, Bambang Eko S, Bimo Putranto, Dencis, Deny Susanto, Donny, Dwi, Hariyanto, Iwan Budi Prasetyo, Maeda Daneswara, Mashadi “Pete”, Mayor Haristanto, Rio, Siswanto, Sukimo, Sukirno, Supriyadi “Ateng”, Suwandi, Suwarmin, Tommy,Wawan.

AREMANIA




                       Logo Arema
Nama lengkapArema Indonesia
Julukan Singo Edan
Didirikan 11 Agustus 1987
Stadion Stadion Gajayana (IPL) Stadion Kanjuruhan (ISL) Malang, Indonesia
(Kapasitas: 15.000 (IPL)
40.000 (ISL)
Pemilik Bendera Indonesia Bakrie Grup
Ketua Umum Fanda Susielo (IPL) Rendra Kresna (ISL)
Manajer Bendera Indonesia Sunavip RA Indrata Bendera Indonesia Brillyanes Sanawiri
Pelatih Bendera Serbia Dejan Antonic (IPL) Bendera Indonesia Suharno(ISL)
Asisten Pelatih Bendera Serbia Darko Vargec (IPL) Bendera Indonesia Joko Susilo (ISL)
Liga Liga Prima Indonesia
Liga Super Indonesia
Posisi 2011-12 2011-12 10 (IPL)
18 (ISL)
Situs web [{ISL} {IPL} Situs web resmi klub]

Kostum kandang
Kostum tandang
Soccerball current event.svg Musim ini
Arema Indonesia, dahulu bernama Arema Malang, adalah sebuah klub sepak bola yang bermarkas di Malang, Jawa Timur, Indonesia. Arema didirikan pada tanggal 11 Agustus 1987, Arema mempunyai julukan "Singo Edan" . Mereka bermain di Stadion Kanjuruhan dan Stadion Gajayana. Arema adalah tim sekota dari Persema Malang. Di musim 2010-11, di acara launching sempat menggunakan nama Arema FC,[1] namun dua hari kemudian kembali lagi ke nama Arema Indonesia.[2]
Sejak hadir di persepak bolaan nasional, Arema telah menjadi ikon dari warga Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu) dan sekitarnya. Sebagai perwujudan dari simbol Arema, hampir di setiap sudut kota hingga gang-gang kecil terdapat patung dan gambar singa. [3] Kelompok suporter mereka dipanggil Aremania dan Aremanita (untuk pendukung wanita)

SLEMANIA

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgnDfMhJ2t7uFzVJB_FpYyd5ZqrtDKGOgPKKplJDYtuXFuPWVVSqPKFSxepK9aauR-XKes2nSZSKWju1W7T81Hujn_kK5q6PpJptpbvsiw9jFOUeWS9juB7ndL7tiFEY69LAWw3y3sHRk/s1600/562418_461126037237656_573141622_n.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTJgOCYUbN9jRUnm7Q0ELQjPyTpvhZTvoX0zhIjj-lKdLFZpYld6hnIN3Pb13Hr54sc6sYwcdzeDHDAiXQ6cbzO-TMOYzErQ_R6lBkqvN1UpWrRsoBBr2rCVV1wp8LzPaXxbOR_s9ibjQ/s1600/news4edf651ebc8b2.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfT8viPqVygRP-HdSLSgcZ9-b0B-C2QLIZztrf8gcOVQVBztqHt3V0BVLKJY9b2uqNNRIuI7l59Hp7zJkl61Qk-3Pm8HY3Xi62PZms1V4_8hQBqQu-8xY_OFFwPCmDPnJmEVNGdHWCb5g/s1600/BCS-PSS.jpg
Berbagai usulan nama datang dari masyarakat, diantaranya adalah Slemania, Slemanisti (Sleman Mania Sejati), Baladamania (Barisan Pecinta Laskar Sembada), Papesanda (Pasukan Pendukung Laskar Sembada), Lambada (Laskar Sleman Sembada), Patram (Pasukan Putra Merapi), Mapals (Masyarakat Pandemen Laskar Sembada), Korpels (Korps Pendukung Laskar Sembada), Pedati (Pendukung Laskar Sembada Sejati), Pansus (Pasukan Suporter Sleman Mania), Laksamana (Laskar Sleman Mania), dan Kalimasada (Keluarga Liga Sleman Sembada). Total terkumpul 1483 kartu pos, dan 196 surat yang mengikuti sayembara tersebut.

Sebagai wadah suporter klub sepakbola, Slemania bersifat terbuka dalam keanggotaannya. Anggota Slemania tidak hanya warga Sleman tetapi tidak tertutup kemungkinan terdapat anggota Slemania yang berasal dari daerah lainnya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, bahkan dari luar ptovinsi. Dari latar belakang pendidikan, anggota Slemania sangat beranekaragam dari yang tidak mengenyam bangku sekolah sampai yang menempuh jenjang pendidikan tinggi. Begitu juga dengan latar belakang ekonomi, dimana yang kaya dan yang miskin mewarnai wadah suporter ini.

Selain laskar, Slemania juga membentuk Slemanona, sebuah wadah khusus yang digunakan untuk meningkatkan peran suporter perempuan baik secara kualitas dan kuantitas. Slemanona dideklarasikan pada tanggal 15 Maret 2003 di Stadion Mandala Krida. Nama Slemanona seperti halnya Slemania kemudian menjadi identitas personal yang melekat pada diri anggota-anggotanya.
 

namun bagaimanapun penghargaan tersebut memberikan tantangan dan tanggung jawab yang besar bagi semua elemen Slemania untuk terus menunjukkan perilaku, dan pikirannya agar sesuai dengan tujuan awal dibentuknya Slemania.